
Editor : Moh. Nasir Tula
Palu, beritasulteng.id – Gelombang mosi tidak percaya terhadap PT. Citra Palu Mineral (CPM) terus mengalir dari warga lintas tambang Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Perusahaan yang memiliki kontrak karya dan izin pertambangan di wilayah tersebut dinilai tidak menepati janji-janji yang telah disampaikan kepada masyarakat. Sejak lebih dari satu dekade terakhir, PT. CPM diketahui telah memproduksi puluhan ton emas di Poboya.
Hasil pantauan wartawan di lapangan menunjukkan adanya spanduk berukuran tiga kali empat meter yang terpasang kuat di dekat Pasar Lasoani. Dalam spanduk tersebut tertulis jelas pernyataan warga yang berbunyi, “Kami tidak percaya dengan janji-janji CPM.”
Keberadaan spanduk tersebut mencerminkan ketidakpuasan warga terhadap PT. CPM. Mereka menilai manajemen perusahaan banyak mengingkari komitmen yang telah disampaikan. Salah satu peristiwa yang memicu kekecewaan warga adalah pemutusan kontrak kerja dengan PT. Adijaya Karya Mandiri (AKM), perusahaan vendor yang selama ini bermitra dengan CPM dan dinilai telah berkontribusi besar bagi warga Poboya serta masyarakat lintas tambang lainnya.
Dimana sebelumnya sebagai bentuk protes, pada 6 Februari 2025, warga bersama tokoh masyarakat lintas tambang menggelar aksi demonstrasi di kantor PT. CPM. Dalam aksi tersebut, mereka menyampaikan enam tuntutan utama:
- Mendesak PT. CPM agar segera mencabut surat pemutusan hubungan kerja dengan PT. AKM.
- Meminta PT. CPM untuk kembali ke format awal kerja sama dengan PT. AKM.
- Menolak upaya PT. CPM untuk mengambil alih lokasi perendaman material yang selama ini diolah oleh PT. AKM.
- Menyatakan kesiapan warga untuk mempertahankan lokasi perendaman milik PT. AKM dan menanggung segala risiko jika PT. CPM tetap berupaya mengambil alih.
- Menuntut pemecatan Amran Amir dari jabatannya di PT. CPM.
- Jika tuntutan poin 1, 2, dan 3 tidak dipenuhi, warga yang tergabung dalam Forum Rakyat Lingkar Tambang mengancam akan mengambil alih seluruh lokasi perendaman dan pengambilan material tambang yang telah maupun akan dikelola oleh PT. AKM.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT. CPM belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan warga. Masyarakat lintas tambang Poboya berharap perusahaan dapat segera merespons aspirasi mereka demi menghindari potensi konflik lebih lanjut di wilayah pertambangan tersebut.