Youth Camp GPdI Sulteng 2025 Sukses Digelar, Ribuan Pemuda Dibekali Semangat Pelayanan

Sigi, beritasulteng.id – Kegiatan Youth Camp Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Wilayah Sulawesi Tengah resmi ditutup pada Selasa, 4 Juni 2025, dalam suasana yang meriah dan penuh kehangatan. Acara ini berlangsung sejak 1 Juni dan dipusatkan di Desa Bora, Kecamatan Sigi Kota, Kabupaten Sigi.
Ketua Panitia Youth Camp, Pendeta Hendrik Setlight, menyatakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan baik tanpa hambatan berarti. Ia menekankan bahwa pelaksanaan tahun ini merupakan bukti kesiapan panitia dan partisipasi aktif dari para peserta.
“Selama kegiatan berlangsung, tidak ada masalah berarti. Semuanya berjalan sesuai rencana,” ujarnya saat ditemui usai penutupan.
Youth Camp tahun ini diikuti oleh 2.646 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah, termasuk dari wilayah-wilayah terpencil. Menurut Hendrik, tingginya antusiasme peserta menjadi indikator keberhasilan kegiatan ini.
“Peserta sangat antusias, mereka bersemangat mengikuti seluruh rangkaian acara yang telah kami siapkan,” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, Youth Camp 2025 dibagi dalam dua zona, yakni Zona Palu dan Zona Luwuk, guna menyesuaikan kondisi geografis dan memperluas jangkauan pelayanan. Zona Luwuk telah dilaksanakan lebih awal pada 17 Mei 2025.
“Pembagian zona ini dilakukan agar semua wilayah pelayanan GPdI dapat berpartisipasi secara maksimal. Zonasi juga bertujuan mempermudah akses bagi peserta dari daerah seperti Luwuk, Banggai, dan Ampana,” jelas Hendrik.
Rangkaian kegiatan Youth Camp mencakup sesi pembinaan rohani, pelatihan kepemimpinan muda, serta kegiatan kebersamaan yang dirancang untuk mempererat hubungan antarpeserta. Selain itu, kegiatan ini juga diisi dengan ibadah bersama, diskusi kelompok, serta seminar-seminar bertema pelayanan dan penguatan karakter Kristen.
Salah satu peserta dari Kabupaten Banggai, Yosephine Langi (17), mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru selama mengikuti camp.“Saya merasa sangat diberkati. Banyak hal yang saya pelajari di sini, terutama soal bagaimana menjadi teladan di lingkungan remaja dan gereja,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan Youth Camp tahun depan, Hendrik mengungkapkan bahwa panitia tengah mempertimbangkan untuk mengembalikan format kegiatan ke satu zona agar memperkuat relasi antarjemaat. Morowali Utara menjadi salah satu lokasi yang dipertimbangkan, meski belum final.
“Kami mempertimbangkan agar tahun depan bisa kembali ke satu zona supaya para peserta bisa lebih mengenal satu sama lain. Tapi belum final, bisa saja tetap dua zona,” katanya.
Ia berharap nilai-nilai dan pembelajaran yang diperoleh selama camp dapat diteruskan oleh para peserta ketika kembali ke lingkungan masing-masing.
“Di sini mereka telah dibentuk secara rohani. Harapannya, saat mereka kembali ke desanya dan ke sidangnya masing-masing, mereka bisa menjadi berkat dan menjadi kesaksian hidup atas apa yang mereka terima selama kegiatan ini,” tutup Hendrik.
Kegiatan Youth Camp GPdI ini menjadi agenda rutin tahunan yang bertujuan untuk membina generasi muda gereja agar tumbuh dalam iman, karakter, dan semangat pelayanan yang kuat, sekaligus memperkuat jaringan antar jemaat di seluruh wilayah pelayanan GPdI Sulawesi Tengah.