Editor : Moh.Nasir Tula
Donggala, beritasulteng.id – Kehadiran para finalis Duta Genre di kantor Bupati Donggala, mendapat sambutan positif dari Pj.Bupati Donggala Rifani Pakamundi, Pada 15 Juli 2024.
Dihadapan para finalis Duta Genre orang nomor satu di Donggala ini mengatakan sangat penting mengingat PIK R dan BKR telah menjadi bagian proyek Prioritas pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar melalui proyek prioritas peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, katanya.
Yang tak kalah pentingnya, duta genre dapat menjadi contoh dan mengajak masyarakat Donggala agar tidak menikah di usia anak-anak.
Pj. Bupati Donggala Moh Rifani Pakamundi sangat mengapresiasi kegiatan tahunan ini dan menyampaikan terima kasih atas perhatian dinas P2KB Kabupaten Donggala bersama perwakilan BKKBN dan forum genre provinsi dan Kabupaten Donggala atas dukungan dan kerja kerasnya untuk melaksanakan kegiatan ini.
Berdasarkan data SP 2020 BPS penduduk Donggala sebanyak 304.110 jiwa yang mana jumlah generasi z (usia sekarang 10 – 25 tahun) sekira 27%.
Tentu ini potensi yang sangat besar untuk memajukan Donggala ke depan, terlebih ada tiga pekerjaan yang cukup berat bagi kita dan menuntut kerjasama dan gotong royong dari lintas sektor yaitu: pertama menurunkan angka kemiskinan.
Kedua percepatan penurunan stunting di bawah garis koordinasi BKKBN presiden RI menargetkan menekankan angka stunting sampai 14% hingga tahun 2024.
Kondisi saat ini, prevalensi stunting di Donggala sekira 32,4% (SSGI 2022), sebelumnya 29,5% (SSGI 2021). Di Sulawesi Tengah Donggala masuk 5 besar penyumbang anak stunting.
Ia menambahkan, masalah yang ketiga masih tingginya angka perkawinan anak di Donggala, yang menurut data Dinas P3A provinsi tahun 2018 16, tiga persen.
Hal ini akan berdampak tidak saja pada faktor kesehatan, tetapi faktor pendidikan, sosial dan lain-lain. Penyumbang terjadinya stunting dari perkawinan anak tersebut.
Di sinilah pentingnya peran seorang duta genre untuk menebar virus-virus genre kepada teman sebayanya di mana saja kapan saja dan momen apa saja.
Duta genre bukan hanya mengubah pengetahuannya tapi mampu mengajak remaja untuk menunda usia perkawinan.
Idealnya remaja menikah di usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, karena di usia tersebut remaja dinilai sudah siap secara fisik, mental, ekonomi dan sosial. Pemerintah mengajak remaja maupun masyarakat secara umum untuk menekan tiga masalah yang dihadapi remaja yaitu pertama pernikahan dini kedua seks pranikah. Ketiga penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA).
Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan apresiasi duta genre tingkat Kabupaten Donggala tahun 2024 malam ini kiranya kita dapat meningkatkan kepedulian dan peran serta generasi muda untuk bahu-membahu mendukung program pemerintah terutama yang terkait dengan remaja.
“Saya berharap kepala dinas terkait bapak camat, bapak kepala desa se-kabupaten Donggala serta LSM dan swasta memberikan dukungan penuh dalam menurunkan angka pernikahan anak / dini dan stunting di kabupaten Donggala,” harap Rifani Pakamundi.