Palu, beritasulteng.id – Menjawab desas desus permasalahan di tambang emas Kelurahan Poboya, orang nomor satu di Sulawesi Tengah dan selaku Gubernur, saya akan memberikan ruang kepada masyarakat yang mengantukan hidupnya di lokasi tersebut, ini saya lakukan karena sejak saya masih Walikota Palu saya paham betul apa yang jadi keingginan warga, ucap Gubernur Sulawesi Tengah H.Rusdi Mastura, diruang kerjanya, Pada Senin 4 Juli 2022.
Dihadapan perwakilan tokoh masyarakat Poboya yang di wakili Ketua Adat Poboya yang belum lama terpilih Moh.Djafar, Ketua APRI Sulteng Sofyar dan Ketua LPM Poboya serta pengurus adat Kelurahan Poboya, Bung Cudy panggilan akrab Gubernur Sulteng, menitip pesan agar secepatnya di buatkan peta tambang emas di wilayah kelurahan Poboya.
Hal ini dilakukan agar tidak ada terjadi gesekan dengan mereka yang sedang beraktifitas dan memiliki izin eksplorasi di lokasi tersebut, namun apabila mereka melanggar beberapa persyaratan – persyaratan saya akan berhadapan dengan dia ( Perusahaan ).
” Nantinya kalaw ada lokasi lain yang bisa di kelola saya akan berikan izin, saya keluarkan izin, akan tetapi jangan menganggu perusahaan yang sedang jalan, biarkan mereka jalan dulu, sebab perusahaan itu bisa membantu apa segala macam “, pintanya.
Saya tahu di lokasi tambang Poboya banyak kepentingan – kepentingan orang lain, yang di belakangnya, saya tahu semua dan paham masalahnya, jangan nanti mereka dalam hal ini perusahaan bertindak ( Maggero fai ) itu yang harus kita jagah bersama, saya tidak mau merusak lagi dan saya tidak mau melawan keputusan yang di atas saya.
Ini persoalannya, bukan kepentingan rakyat apa, rakyat mana, tidak dan kalian harus paham juga aturan, kalian harus bantu juga biaya pendidikan rakyat, apa yang jadi persyaratan untuk masuk di ( Perusahaan ) itu yang tanggung jawab mereka yang mengerti pertambangan, kalaw mereka ( Perusahaan ) tidak lakukan itu, itu yang bakal saya tuntut kepada mereka, tapi kalaw yang lain – lain saya tidak bisa tuntut, saya berhadapan dengan polisi nanti, akunya.
Mari sama – sama kita baku jagah supaya tidak berbenturan dengan aparat, tapi kalaw ada lokasi di tambang Poboya yang bukan milik mereka, kasih saya, dan saya akan pertanggung jawabkan dan saya akan berikan izin dan saya punya hak keluarkan Izin Pertambangan Rakyat ( IPR ), yang bukan izinnya mereka ( Perusahaan ) konsesi, saya tidak mau melawan undang – undang, dan saya harus hormati itu, nanti saya akan panggil perusahaan – perusahaan yang beraktifitas di lokasi tersebut, nanti saya bicara dengan mereka, semoga ada lokasi yang bisa mereka berikan sesuai dengan IPR.
Saya pesan jangan kita rusak, biarkan mereka bekerja dengan baik, mereka bikin koprasi dan punya tanggung jawab dengan rakyat untuk kerja di perusahaan, itu yang harus mereka lakukan, pada intinya saya akan membuka ruang dan beri izin kepada warga yang punya lokasi mengandung material emas, kenapa tidak, akunya.
Kita juga harus munculkan koprasi di lokasi tambang emas poboya, dibawah dua puluh lima hektar kalaw ada, saya punya hak untuk berikan izin, hak saya ada, kalaw Kapolres dan Kapolda larang saya akan bela, dan saya yang akan hadapi, Saya mau warga juga bisa menambang di lokasinya sendiri, asalkan tidak mengambil lokasi yang sudah punya izin konsesi, mari kita jagah sama – sama jagah lokasi tambang emas Poboya dengan sebaik – baiknya, ucapnya.
Saya minta kepada warga yang mau melakukan aktifitas tambang emas Poboya, baik itu secara manual maupun yang punya lokasi perendaman, untuk komunikasi ( Melapor ) kepada pengurus dewan adat, dan saya serahkan kepada dewan ada yang mengurusnya, ungkapnya.
Secepatnya akan saya tindaki dan saya akan bicarakan semua setelah mendengar semua masukan dari para perwakilan tokoh – tokoh masyarakat Poboya, karena ini ada beberapa wilayah di luar lintas tambang Poboya yang juga butuh perhatian, tolong jangan ada konflik lagi seperti belum lama ini terjadi di Pantai Timur ( Kasimbar ), tunggu saya balik dari Singapura berobat, baru saya akan tindak lanjuti lebih dalam, silahkan siapkan titik – titik peta lokasi yang saya maksud, tutupnya dengan tegas. ( Nasir Tula )