Palu, beritasulteng.id – XX Mei 2021 – Febriany Eddy, dalam roadshow pertamanya sebagai CEO PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melakukan silaturahmi dan diskusi bersama Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, yang didampingi jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam diskusi tersebut, Febriany menyampaikan program-program prioritas beliau sebagai CEO, yang salah satunya adalah mewujudkan rencana pengembangan di blok Bahodopi.
Febriany membuka dengan dinamika bisnis nikel di Indonesia maju sangat pesat dalam 8 tahun terakhir. Hal tersebut membuat PT Vale semakin mantap mengambil posisi dalam peta industri nikel Tanah Air sebagai operator nikel yang mengedepankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan.
“Nikel punya andil besar untuk menciptakan masa depan yang lebih ramah lingkungan. Sehingga bagi kami, misi keberlanjutan ini harus diterapkan pula dalam proses penambangan dan pengolahan nikel. Bukan semata hasil akhirnya. Karena akan janggal jika nikel yang digunakan sebagai jembatan untuk mengubah dunia menjadi lebih berkelanjutan, justru ditambang dan diolah dengan cara-cara yang mengabaikan aspek keberlanjutan,” kata Febriany, yang berkunjung ke Kolaka bersama jajaran Dewan Direksi PT Vale.
Wilayah konsesi PT Vale di Sulawesi Tengah mencakup area Kontrak Karya seluas 22.699 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi. Proyek pengembangan kami di Blok ini terdiri atas 2 bagian utama, yaitu tambang dan pabrik, atau yang biasa kita sebut smelter.
Kegiatan penambangan akan dioperasikan oleh PT Vale dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar 140 juta dollar AS, Sementara untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, PT Vale berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar 1,8 miliar dollar AS. Untuk pembangunan smelter, PT Vale telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia, PT BNSI, yang saat ini telah memperoleh Izin Usaha Industri. Pabrik ini rencananya akan dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari China. Proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional untuk tahun 2021.
“Proposed untuk diisi quote Gubernur Sulwesi Tengah,” kata Longki Djanggola.
Kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja. Sementara untuk kegiatan di pabrik pengolahan, kami memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 11.400 orang pada periode konstruksi dan sekitar 3.700 ketika smelter sudah beroperasi.
PT Vale menganut sistem rekrutmen tenaga kerja berbasis kompetensi dan dilakukan secara berjenjang. Seleksi tenaga kerja selalu diawali dengan talenta lokal, sebelum beranjak ke siklus berikutnya, yaitu rekrutmen regional dan nasional. Sebagai Perusahaan yang mengedepankan keberagaman dan inklusi, PT Vale menerima talenta dari beragam latar belakang, selama memenuhi kompetensi yang disyaratkan.
Febriany juga memberi gambaran sekilas mengenai Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang sudah dilakukan PT Vale di blok Bahodopi, termasuk rencana untuk segera menandatangani nota kesepahaman antara PT Vale dan CIKASDA terkait instalasi pengelolaan air. ( Kriman Humas PT.Vale / Humas Sulteng)