
Palu, beritasulteng.id – Malam puncak Bhayangkara Otomotif 2025 yang digelar oleh Polda Sulawesi Tengah berlangsung penuh kejutan dan haru. Acara puncak yang ditunggu-tunggu oleh para riders dan offroader ini digelar meriah di Puri Vatutela Cafe & Resto, pada Minggu (29/6/2025). Sebagai penutup rangkaian acara, diadakan pengundian doorprize yang menyedot perhatian peserta.
Salah satu momen yang tidak terlupakan terjadi saat pengundian hadiah utama kategori Bhayangkara Offroader Adventure Extreme & Challenges, yaitu sebuah mobil Hardtop FJ40. Untuk memastikan transparansi, panitia menunjuk Pembina Bhayangkara Tadulako Offroader (BTOF), Kombes Pol Boyke F.S. Samola, S.I.K., M.H. untuk mencabut nomor undian.
Kombes Boy memanggil dua peserta sebagai saksi, masing-masing dari Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara, sebelum meminta mereka untuk mengacak ratusan bola undian yang telah disiapkan. Setelah bola-bola diacak, Kombes Boy mengambil satu bola undian dan mengangkatnya di depan para peserta.
Sebelum mengumumkan nomor yang terpilih, Kombes Boy sempat bertanya santai kepada salah satu peserta asal Sulawesi Barat, Hendra Topoyo, mengenai tahun angkatan dirinya di Akademi Kepolisian (Akpol). Sayangnya, Hendra tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Tiba-tiba, Kombes Boy mengangkat bola undian dengan nomor 99, yang membuatnya terkejut. Nomor tersebut ternyata memiliki makna yang sangat dalam bagi dirinya. “Nomor 99 itu adalah angkatan saya di Akpol. Saya lulus tahun 1999,” ujarnya dengan senyum penuh haru.
Nomor 99 tersebut akhirnya diumumkan sebagai pemenang hadiah utama, yang jatuh kepada peserta asal Desa Sunju, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Meski kebetulan, momen itu menjadi kenangan tak terlupakan bagi Kombes Boy, yang dalam waktu dekat akan bertugas di posisi baru sebagai Dirpolairud Polda NTB. “Saya tidak menyangka, kok bisa ya? Bertepatan dengan nomor angkatanku 99,” ungkapnya setelah menyerahkan hadiah.
Di penghujung acara, Kombes Boy menyampaikan pesan bahwa komunitas offroad dan trail bukan hanya sekadar hobi atau tantangan, melainkan juga memiliki misi kemanusiaan.
“Di balik kegiatan ekstrem ini, ada misi kemanusiaan. Dengan kendaraan offroad dan trail, kami dapat masuk ke pelosok yang sulit dijangkau kendaraan biasa untuk menyalurkan bantuan meski tidak seberapa. Itu adalah bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat di pelosok yang membutuhkan uluran tangan,” tutupnya.