
Editor ; Moh.Nasir Tula
SIGI, beritasulteng.id – Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE, menjadi narasumber utama dalam dialog bertema “Brainstorming Integrated Spatial Planning Policy” yang digelar oleh komunitas pemuda Policy Universe, Senin (4/8/2025) malam, di Excited Coffee, Kabupaten Sigi.
Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh para pemuda dan pegiat kebijakan yang aktif berdiskusi mengenai tantangan dan peluang penataan ruang terpadu sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan di Kota Palu dan sekitarnya.
Dalam pemaparannya, Wali Kota Hadianto menegaskan bahwa berbagai upaya penataan dan pembangunan yang dilakukan pemerintah Kota Palu bertujuan besar, yaitu untuk mengubah wajah kota dan menumbuhkan optimisme di tengah masyarakat.
“Apa yang telah dilakukan di Kota Palu bukan hanya untuk mempercantik kota, tetapi sebagai pesan bahwa kita bisa merubah wajah Palu dan mengarahkannya menjadi kota yang lebih baik,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kerja keras pemerintah tidak semata-mata ditujukan untuk kepentingan sesaat, melainkan untuk meletakkan fondasi jangka panjang demi kemajuan kota dan kesejahteraan warganya.
“Kita tidak boleh berhenti hanya menunjukkan keseriusan saat ini. Pemerintah harus konsisten dalam melayani agar percepatan pembangunan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Hadianto menekankan pentingnya membangun standar pelayanan dan tata kelola kota yang tinggi di kalangan masyarakat. Menurutnya, ketika masyarakat sudah memiliki standar yang baik, maka siapa pun yang memimpin ke depan akan terdorong untuk mempertahankan atau meningkatkannya.
“Kalau pemerintah bisa naik turun kualitasnya, tapi kalau masyarakat sudah punya standar, maka pemimpinnya akan menyesuaikan. Pemerintah tidak akan mungkin turun karena masyarakat akan menagih standar yang sudah terbentuk,” tegasnya.
Dalam forum tersebut, Wali Kota juga memaparkan salah satu program strategis pemerintah, yakni pemanfaatan jalur elevated road (jalan layang) sepanjang 4,3 kilometer sebagai area food night street.
Program ini dirancang untuk menampung hingga 780 pelaku UMKM, dengan alokasi sekitar 30 persen ditujukan bagi pelaku usaha dari luar Kota Palu.
“Ini akan menjadi percontohan. Kalau berhasil, kita bisa replikasi di titik lain. Tujuan utamanya adalah pemberdayaan UMKM dan peningkatan ekonomi lokal,” jelasnya.
Acara dialog ini menjadi ruang interaktif bagi generasi muda untuk turut menyumbangkan ide dan pandangan dalam proses pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan.